MINGGU
KE 4
MANUSIA DAN CINTA
KASIH
Manusia adalah makhluk yang sempurna yang diciptakan
Tuhan di Dunia ini. Mereka dibekali akal fikir dan perasaan serta budi pekerti.
Cinta kasih termasuk didalam kategori perasaan yang saling membutuhkan dan
mencurahkan perhatian kepada pasangan lawan jenis yang sering kita sebut
sebagai kasih sayang. Setiap orang yang hidup didunia ini pasti memiliki rasa
cinta kasih yang menimbulkan rasa sayang. Perlu diketahui bahwa cinta kasih ini
terdiri dari beberapa macam dan perwujudan nyata didunia antara lain : Cinta
kasih terhadap sesama, Cinta kasih terhadap hewan dan tumbuhan, dan Cinta kasih
terhadap semua yang Tuhan berikan kepada manusia, dan terutama Cinta kasih kepada
Myang Maha Kuasa.
Menurut
kamus umum bahasa Indonesia karya W.J.S Poerwadarminta, cinta adalah rasa
sangat suka (kepada) atau (rasa) sayang (kepada), ataupun (rasa) sangat kasih
atau sangat tertarik hatinya. Sedangkan kata kasih artinya perasaan sayang atau
cinta kepada atau menaruh belas kasihan. Dengan kata lain cinta dan kasih
memiliki hampir kesamaan arti tetapi kata kasih memperkuat arti dari cinta.
Terdapat perbedaan antara cinta dan
kasih, cinta lebih mengandung pengertian tentang rasa yang mendalam sedangkan
kasih merupakan pengungkapan untuk mengeluarkan rasa, mengarah kepada yang
dicintai. Cinta sama sekali bukan nafsu.
Perbedaan
antara cinta dengan nafsu adalah sebagai berikut:
1.
Cinta bersifat manusiawi.
2.
Cinta bersifat rokhaniah sedangkan nafsu bersifat
jasmaniah.
3.
Cinta menunjukkan perilaku memberi, sedangkan nafsu
cenderung menuntut.
Cinta kasih adalah dimana seseorang mempunyai perasaan
yang tulus tanpa ada pamrih apapun. Cinta dapat terjadi berkat anugrah
tuhan yang maha esa dimana manusia mempunyai perasaan yang tidak bisa
dibohongi. Setiap manusia pasti mempunyai perasaan tersebut dan manusia juga
berhak memilikinya tetapi manusia tidak berhak untuk memaksakan kehendak orang
untuk mencintainya.
Cinta begitu kompleks untuk dijabarkan sebab cinta
sangat indentik dengan perasaan hati nuraini seseorang yang paling mendalam,
Disamping itu cinta tidak sulit untuk dikatan dari kata-kata tapi cinta begitu
mudah untuk diungkapkan dari hati nurani seseorang,
Cinta kasih dimana seseorang
bersedia untuk menangis dan tertawa dengan orang yang dia cintainya. Cinta
tidak dapat kita hindarkan tetapi cinta dapat kita pelajari dengan cara melihat
pengalaman-pengalaman hidup yang kita hadapi. Banyak orang menghindari perasaan
cinta padahal cinta adalah anugrah tuhan yang paling indah walaupun cinta
terkadang menyakitkan. Sesungguhnya cinta adalah menanggung resiko apapun yang
kita rasakan dan bersyukur atas pemberian dari tuhan sebab kita dapat tahu arti
dari seluk beluk cinta kasih.
Cinta kasih juga harus kita jalanin
apa adanya dengan rasa tenang tanpa adanya rasa resah, ragu, dan juga takut
sebab cinta adalah hakekat hati kita yang sangat mendalam hanya rasa syukurlah
yang dapat merasakan ketenangan dari cinta kasih.
Cinta juga
selalu menyatakan unsur - unsur dasar tertentu yaitu :
1.
Pengasuhan, contohnya cinta seorang ibu kepada
anaknya.
2.
Tanggung jawab, adalah tindakan yang benar – benar
bedasarkan atas suka rela.
3.
Perhatian, merupakan suatu perbuatan yang bertujuan
untuk mengembangkan pribadi orang lain, agar mau membuka dirinya.
4.
Pengenalan, merupakan keinginan untuk mengetahui
rahasia manusia.
1.
Perasaan
2.
Pengenalan
3.
Tanggung jawab
4.
Perhatian
5.
Saling menghormati
Ciri-ciri
dari cinta :
1. Cinta
bersifat manusiawi
2. Cinta
bersifat rokhaniah
3. Cinta
menunjukkan perilaku memberi
Cinta
bersumber dari banyak beberapa hal :
1. Cinta keibuan adalah Dimana seorang ibu
menyayangi anaknya dengan rasa ikhlas dan menyayanginya melebihi apapun.
2. Cinta pertemanan adalah Dimana selalu ada setia
kekawanan setiap saat dan suka duka selalu dijalani bersama.
3. Cinta persaudaraan adalah Cinta persaudraan tidak
mengenal adanya batas-batas manusia berdasarkan SARA tetapi saling melakukan
perbuatan yang baik.
4. Cinta diri sendiri adalah Dimana sesorang mencintai
diri sendiri tanpa adanya rasa ego terhadap orang lain tetapi belajar untuk
memahami mencintai sesorang dari diri sendiri terlebih dahulu.
5. Cinta terhada tuhan adalah Dimana setiap manusia
menjalankan perintah-perintah tuhan tanpa adanya melanggar.
6. Cinta erostis adalah kasih sayang yang bersumber dari cinta erotis (birahi)
merupakan sesuatu yang sifatnya khusus sehingga memperdayakan cinta yang sesunguhnya.
Namun, bila orang yang melakukan hubungan erotis tanpa disadari rasa cinta
didalamnya tidak mungkin ada rasa cinta.
Ada tiga tingkat cinta :
1. Cinta atas dasar
harapan mendapat sesuatu
Yaitu ketika seorang yang mencintai kekasihnya karena
menginginkan sesuatu dari kekasihnya itu. Dan sesuatu yang diinginkannya itu
biasanya berujud materi.
2. Cinta atas dasar mengharap
ridho kekasih
Yaitu mencintai kekasih karena semata mengharap
ridhonya. Orang yang memiliki cinta tingkat kedua ini akan melakukan apapun secara
sukarela dengan tujuan agar kekasih mendapatkan kebahagiaan. Agar kekasih
memperoleh kesenangan. Agar kekasih terhindar dari marabahaya, dll. Terkadang
dia berani mengambil resiko besar dalam melakukan hal-hal tersebut. Terkadang
dia bersedia melakukan sesuatu yang konyol dan memalukan. Terkadang dia mau
melakukan sesuatu yang tidak masuk akal.
3. Cinta atas dasar
mengharap Ridho Allah sekaligus ridho kekasih
inilah
cinta sejati. Inilah cinta tertinggi. Pada cinta jenis kedua (mengharap ridho
kekasih), adakalanya orang tersebut melakukan sesuatu dengan tulus namun apa
yang dilakukannya itu tidak diridhoi oleh Allah, Sang Pencipta Cinta. Artinya
apa yang dilakukannya itu menyimpang dari aturan-aturan agama. Jika demikian
adanya, maka dia dan kekasihnya tidak akan merasakan kebahagiaan sejati. Yang
dirasakannya hanyalah kesenangan jangka pendek dan bersifat semu.
Berdasarkan arah pandanganya, cinta
kasih manusia dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
1. Cinta kasih
secara vertikal yaitu meliputi cinta kasih terhadap Tuhan sebagai sang
pencipta, termasuk apapun yang berhubungan langsung dengan Tuhan itu sendiri.
Seperti Cinta kasih terhadap Agama, Nabi, KitabSuci, Malaikat, dan
lainnya.
2. Cinta kasih
secara horisontal yaitu meliputi cinta kasih terhadap lingkungannya.
seperti Cinta kasih terhadap antar sesama Manusia, Alam, Hewan dan
Tumbuhan
Dari pokok masalah inilah
cinta kasih sangat diperlukan dalam kehidupan manusia, berbangsa dan bernegara.
Banyak kejadian yang tidak menunjukkan rasa cinta kasih terhadap sesama,
contihnya : penganiayaan, pelecehan, dan sebagainya. Semua itu adalah
perwujudan sejak mulai kikisnya rasa cinta kasih didalam diri manusia sekarang
ini. Jika rasa cinta kasih ini sudah luntur, maka akan luntur juga rasa kasih
sayang dan kemesraan dalam kehidupan bermasyarakat.
CONTOH KASUS :
Contoh Kasih Sayang :
Tiga hari yang lalu kartu pos ini tiba di
apartemenku. Tidak banyak beritanya, hanya sebuah pesan singkat yang
dikirimadikku. “Ibu sakit keras dan ingin sekali bertemu kakak. Kalau
kakak tidak ingin menyesal, pulanglah meski sebentar,kak”. Aku
mengeluh perlahan membuang sesal yang bertumpuk di dada. Kartu pos ini
dikirim Asih setelah beberapa kali ia menelponku tapi aku tak begitu menggubris
ceritanya. Mungkin ia bosan, hingga akhirnya hanya kartu ini yang dikirimnya.
Ah, waktu seperti bergerak lamban, aku ingin segera tiba di rumah,
tiba-tiba rinduku pada ibu tak tertahan. Tuhan, beri aku waktu, aku tak ingin
menyesal.
Sudah selama 20 tahun aku tinggal di jepang
mengikuti suamiku yang memang tinggal di jepang,aku bertemu suamiku pada saat
ia tinggal di jogja menyelesaikan proyek yang ada di sana,Masih tergambar jelas
dalam ingatanku wajah ibu yang menjadi murung ketika aku mengungkapkan rencana
pernikahan itu. Ibu meragukan kebahagiaanku kelak menikah dengan pria asing.
Karena tentu saja begitu banyak perbedaan budaya yang ada diantara kami, dan
tentu saja ibu sedih karena aku harus berpisah dengan keluarga untuk
mengikuti Emura. Saat itu aku berkeras dan tak terlalu menggubris kekhawatiran
ibu.
Pada akhirnya memang benar kata ibu, tidak
mudah menjadi istri orang asing. Di awal pernikahan begitu banyak pengorbanan
yang harus aku keluarkan dalam rangka adaptasi, demi keutuhan rumah tangga.
Hampir saja biduk rumah tangga tak bisa kami pertahankan. Ketika semua hampir
karam, Ibu membantu kami dengan nasehat-nasehatnya. Akhirnya kami memang bisa
sejalan. Emura juga pada dasarnya baik dan penyayang, tidak banyak tuntutan.
Namun ada satu kecemasan ibu yang tak
terelakkan, perpisahan. Sejak menikah aku mengikuti Emura ke negaranya. Aku
sendiri memang sangat kesepian diawal masa jauh dari keluarga, terutama ibu,
tapi kesibukan mengurus rumah tangga mengalihkan perasaanku. Ketika anak-anak
beranjak remaja, aku juga mulai bekerja untuk membunuh waktu.
Aku tersentak ketika mendengar
pemberitahuan kereta Narita Expres yang aku tunggu akan segera tiba. Waktu
seperti terus memburu, sementara dingin semakin membuatku menggigil. Sesaat
setelah melompat ke dalam kereta aku bernafas lega. Udara hangat dalam kereta mencairkan
sedikit kedinginanku. Tidak semua kursi terisi di kereta ini dan hampir semua
penumpang terlihat tidur. Setelah menemukan nomor kursi dan melonggarkan ikatan
syal tebal yang melilit di leher, aku merebahkan tubuh yang penat dan berharap
bisa tidur sejenak seperti mereka. Tapi ternyata tidak, kenangan masa lalu yang
terputus tadi mendadak kembali berputar dalam ingatanku.
Ibu… ya betapa
kusadari kini sudah hampir empat tahun aku tak bertemu dengannya. Di
tengah kesibukan, waktuterasa cepat sekali berputar. Terakhir ketika aku pulang
menemani puteriku, Rikako dan Yuka, liburan musim panas. Hanya dua minggu di
sana, itupun aku masih disibukkan dengan urusan kantor yang cabangnya ada
di Jakarta. Selama ini aku pikir ibu cukup bahagia dengan uang kiriman ku
yang teratur setiap bulan. Selama ini aku pikir materi cukup untuk menggantikan
semuanya. Mendadak mataku terasa panas, ada perih yang menyesakkan dadaku. “Aku
pulang bu, maafkan keteledoranku selama ini” bisikku perlahan.
Cahaya matahari pagi meremang. Kereta api
yang melesat cepat seperti peluru,masih terasa lamban untukku. Betapa
masih jauh jarak yang terentang. Aku menatap ke luar. Salju yang masih saja
turun menghalangi pandanganku. Tumpukan salju memutihkan segenap penjuru.
Tiba-tiba aku teringat Yuka puteri sulungku yang duduk di bangku SMA kelas dua.
Bisa dikatakan ia tak berbeda dengan remaja lainnya di Jepang ini. Meski tak
terjerumus sepenuhnya pada kehidupan bebas remaja kota besar, tapi Yuka sangat
ekspresif dan semaunya. Tak jarang kami berbeda pendapat tentang banyak hal,
tentang norma-norma pergaulan atau bagaimana sopan santun terhadap orang tua.
Aku sering protes kalau Yuka pergi lama
dengan teman-temannya tanpa idzin padaku atau papanya. Karena aku dibuat
menderita dan gelisah tak karuan dibuatnya. Terus terang kehidupan remaja
Jepang yang kian bebas membuatku khawatir sekali. Tapi menurut Yuka hal itu
biasa, pamit atau selalu lapor padaku dimana dia berada, menurutnya membuat ia
stres saja. Ia ingin aku mempercayainya dan memberikan kebebasan
padanya. Menurutnya ia akan menjaga diri dengan sebaik-baiknya. Untuk
menghindari pertengkaran semakin hebat, aku mengalah meski akhirnya sering
memendam gelisah.
Riko juga begitu, sering ia tak menggubris
nasehatku, asyik dengan urusan sekolah dan teman-temannya. Papanya tak banyak
komentar. Dia sempat bilang mungkin itu karena kesalahanku juga yang kurang
menyediakan waktu buat mereka karena kesibukan bekerja. Mereka jadi seperti
tidak membutuhkan mamanya. Tapi aku berdalih justru aku bekerja karena sepi di
rumah akibat anak-anak yang berangkat dewasa dan jarang di rumah. Dulupun aku
bekerja ketika si bungsu Riko telah menamatkan SD nya. Namun memang dalam hati
ku akui, aku kurang bisa membagi waktu antara kerja dan keluarga.
Melihat anak-anak yang cenderung semaunya,
aku frustasi juga, tapi akhirnya aku alihkan dengan semakin menenggelamkan diri
dalam kesibukan kerja. Aku jadi teringat masa remajaku. Betapa ku ingat kini,
diantara ke lima anak ibu, hanya aku yang paling sering tidak mengikuti anjurannya.
Aku menyesal. Sekarang aku bisa merasakan bagaimana perasaan ibu ketika aku
mengabaikan kata-katanya, tentu sama dengan sedih yang aku rasakan ketika Yuka
jatau Riko juga sering mengabaikanku. Sekarang aku menyadari dan menyesali
semuanya. Tentu sikap kedua puteri ku adalah peringatan yang Allah berikan atas
keteledoranku dimasa lalu. Aku ingin mencium tangan ibu….
Di luar salju semakin tebal, semakin aku
tak bisa melihat pemandangan, semua menjadi kabur tersaput butiran salju yang
putih. Juga semakin kabur oleh rinai air mataku. Tergambar lagi dalam
benakku, saat setiap sore ibu mengingatkan kami kalau tidak pergi mengaji ke
surau. Ibu sendiri sangat taat beribadah. Melihat ibu khusu’ tahajud di tengah
malam atau berkali-kali mengkhatamkan alqur’an adalah pemandangan biasa buatku.
Ah..teringat ibu semakin tak tahan aku menanggung rindu. Entah sudah berapa
kali kutengok arloji dipergelangan tangan.
Akhirnya setelah menyelesaikan semua urusan boarding-pass di
bandara Narita, aku harus bersabar lagi di pesawat. Tujuh jam perjalanan bukan
waktu yang sebentar buat yang sedang memburu waktu seperti aku. Senyum ibu
seperti terus mengikutiku. Syukurlah, Window-seat, no smoking area,
membuat aku sedikit bernafas lega, paling tidak untuk menutupi kegelisahanku pada
penumpang lain dan untuk berdzikir menghapus sesak yang memenuhi dada.
Melayang-layang di atas samudera fasifik sambil berdzikir memohon ampunan-Nya
membuat aku sedikit tenang. Gumpalan awan putih di luar seperti
gumpalan-gumpalan rindu pada ibu.
Yogya belum banyak berubah. Semuanya masih
seperti dulu ketika terakhir aku meninggalkannya. Kembali ke Yogya seperti
kembali ke masa lalu. Kota ini memendam semua kenanganku. Melewati jalan-jalan
yang dulu selalu aku lalui, seperti menarikku ke masa-masa silam itu. Kota ini
telah membesarkanku, maka tak terbilang banyaknya kenangan didalamnya. Terutama
kenangan-kenangan manis bersama ibu yang selalu mewarnai semua hari-hariku.
Teringat itu, semakin tak sabar aku untuk bertemu ibu.
Rumah berhalaman besar itu seperti tidak
lapuk dimakan waktu, rasanya masih seperti ketika aku kecil dan berlari-lari
diantara tanaman-tanaman itu, tentu karena selama ini ibu rajin merawatnya.
Namun ada satu yang berubah, ibu…
Wajah ibu masih teduh dan bijak seperti dulu, meski usia telah
senja tapi ibu tidak terlihat tua, hanya saja ibu terbaring lemah tidak
berdaya, tidak sesegar biasanya. Aku berlutut disisi pembaringannya, “Ibu…Rini
datang, bu..”, gemetar bibirku memanggilnya. Ku raih tangan ibu perlahan dan
mendekapnya didadaku. Ketika kucium tangannya, butiran air mataku membasahinya.
Perlahan mata ibu terbuka dan senyum ibu, senyum yang aku rindu itu, mengukir
di wajahnya. Setelah itu entah berapa lama kami berpelukan melepas rindu. Ibu
mengusap rambutku, pipinya basah oleh air mata. Dari matanya aku tahu ibu juga
menyimpan derita yang sama, rindu pada anaknya yang telah sekian lama tidak
berjumpa. “Maafkan Rini, Bu..” ucapku berkali-kali, betapa kini aku menyadari
semua kekeliruanku selama ini.
Sumber
:
MINGGU KE
6
MANUSIA DAN PENDERITAAN
a. Pengertian Penderitaan
Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa
sanskerta dhra artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau
merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan itu dapat lahir atau
batin, atau lahir batin.
Penderitaan termasuk realitas dunia dan manusia. Intensitas penderitaan
bertingkat-tingkat, ada yang berat ada juga yang ringan. Namun peranan individu
juga menentukan berat tidaknya intensitas penderitaan. Suatu peristiwa yang
dianggap penderitaan oleh seseorang belum tentu merupakan penderitaan bagi
orang lain. Dapat pula suatu penderitaan merupakan energi untuk bangkit bagi
seseorang, atau sebagai langkah awal untuk mencapai kenikmatan dan kebahagiaan.
b. Siksaan
Siksaan dapat diartikan sebagai siksaan badan atau jasmani, dan dapat
juga berupa siksaan jiwa atau rohani. Akibat siksaan yang dialami seseorang,
timbulah penderitaan.
Didalam kitab suci diterangkan jenis dan ancaman siksaan yang dialami
manusia di akhirat nanti, yaitu siksaan bagi orang-orang musyrik, syirik,
dengki, memfitnah, mencuri, makan harta anak yatim dan sebagainya. Antara lain,
ayat 40 surat Al-Ankabut menyatakan “Maka masing-masing (mereka itu) Kami azab
karena dosa – dosanya, diantara mereka ada yang Kami timpakan kepadanya hujan
batu kerikil, ada yang ditimpa suara keras yang mengguntur, ada yang kami
benamkan ke dalam bumi, dan ada pula yang Kami tenggelamkan. ALLAH sama sekali
tidak hendak menzalimi mereka, akan tetapi merekalah yang menzalimi diri mereka
sendiri”.
c. Kekalutan Mental
Penderitaan batin dalam ilmu psikologi dikenal sebagai kekalutan mental.
Secara lebih sederhana kekalutan mental dapat dirumuskan sebagai gangguan
kejiwaan akibat ketidak mampuan seseorang menghadapi persoalan yang harus
diatasi sehingga yang bersangkutan bertingkah secara kurang wajar.
Gejala –
gejala permulaan bagi seseorang yang mengalami kekalutan mental adalah :
·
Tampak pada jasmani yang sering merasakan pusing,
sesak napas, demam, nyeri pada lambung.
·
Tampak pada kejiwaannya dengan rasa cemas,
ketakutan, patah hati, apatis, cemburu, mudah marah.
Sebab –
sebab timbulnya kekalutan mental, dapat banyak disebutkan antara lain sebagai
berikut :
·
Kepribadian yang lemah akibat kondisi jasmani atau
mental yang kurang sempurna. Hal – hal tersebut sering menyebabkan yang
bersangkutan merasa rendah diri yang secara berangsur – angsur akan menyudutkan
kedudukannya dan menghancurkan mentalnya.
·
Terjadinya konflik sosial budaya akibat norma
berbeda antara yang bersangkutan denga apa yang ada dalam masyarakat.
Cara pematangan batin yang salah dengan memberikan reaksi yang berlebihan terhadap kehidupan sosial, over acting sebagai over compensatie.
Cara pematangan batin yang salah dengan memberikan reaksi yang berlebihan terhadap kehidupan sosial, over acting sebagai over compensatie.
d. Penderitaan Dan Perjuangan
Setiap manusia pasti mengalami penderitaan, baik berat ataupun ringan.
Penderitaan adalah bagian kehidupan manusia yang bersifat kodrati. Karena itu
terserah kepada manusia itu sendiri untuk berusaha mengurangi penderitaan itu
semaksimal mungkin, bahkan menghindari atau menghilangkan sama sekali. Manusia
adalah mahluk berbudaya, dengan budayanya itu ia berusaha mengatasi penderitaan
yang mengancam atau dialaminya. Hal ini membuat manusia itu kreatif, baik bagi
penderita sendiri maupun orang lain yang melihat atau mengamati penderitaan.
e. Penderitaan, Media Masa Dan Seniman
Media masa merupakan alat yang paling tepat untuk mengkomunikasikan
peristiwa-peristiwa penderitaan manusia secara cepat kepada masyarakat. Dengan
demikian masyarakat dapat segera menilai untuk menentukan sikap antara sesama
manusia terutama bagi mereka yang simpati. Tetapi tidak kalah pentingnya
komunikasi yang dilakukan para seniman melalui karya seni, sehingga para
pembaca, penontonnya dapat menghayati penderitaan sekaligus keindahan karya
seni. Sebagai contoh bagaimana penderitaan anak bernama Arie Hanggara yang mati
akibat siksaan orang tuanya sendiri yang difilmkan dengan judul “Arie
Hanggara”.
f. Penderitaan Dan Sebab-Sebabnya
Apabila kita kelompokkan secara sederhana berdasarkan sebab-sebab
timbulnya penderitaan, maka penderitaan manusia dapat diperinci sebagai berikut
:
·
Penderitaan yang timbul karena perbuatan buruk
manusia
Penderitaan yang menimpa manusia karena perbuatan buruk manusia dapat terjadi dalam hubungan sesama manusia dan hubungan manusia dengan alam sekitarnya. Penderitaan yang terkadang disebut nasib buruk ini dapat diperbaiki bila manusia itu mau berusaha untuk memperbaikinya.
Penderitaan yang menimpa manusia karena perbuatan buruk manusia dapat terjadi dalam hubungan sesama manusia dan hubungan manusia dengan alam sekitarnya. Penderitaan yang terkadang disebut nasib buruk ini dapat diperbaiki bila manusia itu mau berusaha untuk memperbaikinya.
·
Penderitaan yang timbul karen penyakit, siksaan /
azab Tuhan
·
Penderitaan manusia dapat juga terjadi akibat
penyakit atau siksaan / azab Tuhan. Namun kesabaran, tawakal dan optimisme
merupakan usaha manusia untuk mengatasi penderitaan itu.
g. Pengaruh Penderitaan
Orang yang mengalami penderitaan mungkin akan memperoleh pengaruh
bermacam-macam dan sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa sikap
positif ataupun sikap negatif. Sikap negatif misalnya penyesalan karena tidak
bahagia, sikap kecewa, putus asa, ingin bunuh diri. Sikap ini diungkapkan dalam
peribahasa “sesal dahulu pendapatan, sesal kemudian tak berguna”, “nasi sudah
menjadi bubur”. Kelanjutan dari sikap negatif ini dapat timbul sikap anti,
misalnya anti kawin atau tidak mau kawin, tidak punya gairah hidup.
Sikap
positif yaitu sikap optimis mengatasi penderitaan hidup, bahwa hidup bukan
rangkaian penderitaan, melainkan perjuangan membebaskan diri dan penderitaan,
dan penderitaan itu adalah hanya bagian dan kehidupan. Sikap positif biasanya
kreatif, tidak mudah menyerah, bahkan mungkin timbul sikap keras atau sikap
anti, misalnya anti kawin paksa, ia berjuang menentang kawin paksa; anti ibu
tiri, ia berjuang melawan sikap ibu tiri; anti kekerasan, ia berjuang menentang
kekerasan, dan lain-lain.
Apabila
sikap negatif dan sikap positif ini dikomunikasikan oleh para seniman kepada
para pembaca, penonton, maka para pembaca, para penonton akan memberikan
penilaiannya.
Penilaian
itu dapat berupa kemauan untuk mengadakan perubahan nilai-nilai kehidupan dalam
masyarakat dengan tujuan perbaikan keadaan. Keadaan yang sudah tidak sesuai
ditinggalkan dan diganti dengan keadaan yang lebih sesuai. Keadaan yang berupa
hambatan harus disingkirkan.
Penderitaan dan Sebab-Sebabnya
Apabila kita kelompokkan secara
sederhana berdasarkan sebab-sebab timbulnya penderitaan, maka penderitaan
manusia dapat diperinci sebagai berikut:
1.
Penderitaan yang timbul karena
perbuatan buruk manusia.
Penderitaan yang menimpa manusia
karena perbuatan buruk manusia dapat terjadi dalam hubungan sesama manusia dan
hubungan manusia dengan alam sekitarnya. Penderitaan ini kadang disebut nasib
buruk. Nasib buruk mi dapat diperbaiki manusia supaya menjadi baik. Dengan kata
lain, manusialah yang dapat memperbaiki nasibnya. Perbedaan nasib buruk dan
takdir, kalau takdir, Tuhan yang menentukan sedangkan nasib buruk itu manusia
penyebabnya.
2.
Penderitaan yang timbul karena
penyakit, siksaan/azab Tuhan.
Penderitaan manusia dapat juga
terjadi akibat penyakit atau siksaan/azab Tuhan. Namun kesabaran, tawakal, dan
optimisme dapat merupakan usaha manusia untuk mengatasi penderitaan itu. Banyak
contoh kasus penderitaan semacam ini dialami manusia. Beberapa kasus
penderitaan dapat diungkapkan bentuk ini :
·
Seorang
anak lelaki buta sejak dilahirkan, diasuh dengan tabah oleh orang tuanya. Ia
disekolahkan, kecerdasannya luar biasa. Walaupun ia tidak dapat melihat dengan
mata hatinya terang benderang. Karena kecerdasannya, ia memperoleh pendidikan
sampai di Universitas, dan akhirnya memperoleh gelar Doktor di Universitas Di
Sorbone Perancis. Dia adalah Prof. Dr. Thaha Husen, Guru besar Universitas di
Kairo Mesir.
·
Nabi
Ayub mengalami siksaan Tuhan, Tetapi dengan sabar ia menerima cobaan ini.
Bertahun-tahun ia menderita penyakit kulit, sehingga istrinya bosan
memeliharanya, dan ia dikucilkan. Berkat kesabaran dan pasrah kepada Tuhan,
sembuhlah Ia dan tampak lebih muda, sehingga istrinya tidak mengenalinya lagi.
Di sini kita dihadapkan kepada masalah sikap hidup kesetiaan, kesabaran,
tawakal, percaya, pasrah, tetapi juga sikap hidup yang lemah, seperti kesetiaan
dan kesabaran sang istri yang luntur, karena penyakit Nabi Ayub yang lama.
sumber :
MINGGU
KE 7
Keadilan adalah pengakuan dan
perlakuan yang seimbang antara hak-hak dan kewajiban. Keadilan terletak pada
keharmonisan menuntut hak dan menjalankan kewajiban. Atau dengan kata lain,
keadilan adalah keadaan bila setiap orang memperoleh apa yang menjadi hak nya
dan setiap orang memperoleh bagian yang sama dari kekayaan bersama.
Beberapa Macam Keadilan :
1. Keadilan
Legal atau Keadilan Moral
Keadilan yang timbul karena
penyatuan dan penyesuaian untuk memberi tempat yang selaras terhadap
bagian-bagian yang akan membentuk suatu masyarakat. Keadilan ini dapat terwujud
dalam masyarakat bilamana setiap anggota masyarakat melakukan fungsinya secara
baik.
2. Keadilan
Distributif
Aristotele memiliki pendapat bahwa
keadilan distributif akan terlaksana bilamana hal-hal yang sama telah
diperlakukan secara sama dan hal-hal yang tidak sama diperlakukan secara tidak
sama.
3. Keadilan
Komutatif
Keadilan ini bertujuan untuk
memelihara ketertiban masyarakat dan kesejahteraan umum atau merupakan asas
pertalian dan ketertiban dalam masyarakat. Semua tindakan yang bercorak ujung
ekstrem menjadikan ketidakadilan dan akan merusak atau bahkan menghancurkan
pertalian dalam masyarakat.
KEJUJURAN : memiliki arti bahwa apa yang
dikatakan seseorang sesuai dengan hati nuraninya, apa yang dikatakan sesuai
dengan kenyataan yang ada. Jujur juga berarti seseorang bersih hatinya dari
perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh agama dan hukum. Karena itu jujur
berarti juga menepati janji atau kesanggupan yang telah diktakan melalui
kata-kata ataupun yang masih terkandung dalam hati nuraninya yang berupa
kehendak, harapan dan niat. Pada hakekatnya jujur dilandasi oleh sikap dan
kesadaran yang berdasarkan oleh pengakuan kebenaran. Dan dalam ajaran agama
islam di perjelas bagi muslim untuk bersikap jujur, karena sikap jujur dapat
menjadikan manusia tersebut mulia, dan dapat menjadi contoh untuk yang lainnya.
KECURANGAN : ialah perbuatan yang tidak terpuji bagi
manusia karena dapat merugikan orang lain dan hanya menguntungkan dirinya
sendiri.
Sebab – sebab orang melakukan
kecurangan :
1. Orang tersebut ingin unggul dari
orang lain.
2. Iri jika orang lain lebih unggul
dari dirinya.
3. Tidak suka dengan orang lain
Beberapa Macam Perhitungan atau
Pembalasan :
1. Nama
Baik
Pandangan atas sikap dan perilaku
sesorang baik tanpa pamrih yang dapat dinilai oleh orang lain atas si pemilik
nama tersebut. Dan pemilik nama mempunyai kehormatan untuk menjaga nama baiknya
itu. Sikap dan perilaku tersebut dapat dilihat dari kebersamaan orang tersebut
untuk tolong menolong dalam kehidupan bermasyarakat.
2. Hakekat
Pemulihan Nama Baik
Nama baik yang dimiliki oleh
seseorang dapat tercoreng atau ternodai jika orang tersebut telah melakukan
sesuatu yang dapat meresahkan masyarakat disekitarnya. Tetapi orang itu dapat
memulihkan nama baiknya itu kembali dengan tidak melakukan hal yang tidak baik
atau hal yang dapat meresahkan masyarakat dan membuktikan kepada masyarakat
tersebut bahwa ia tidak akan mengulang kembali hal tersebut.
3. Pembalasan
Dapat dikatakan membalas perbuatan orang lain yang pernah
dilakukan kepadanya. Dalam islam pembalasan merupakan suatu tindakan atau
perbuatan yang tidak terpuji. Lebih baik menyadarkan kepada orang itu bahwa
perbuatannya itu tidak baik, daripada kita harus membalas perbuatan orang itu.
Hal- hal yang menyebabkan pembalasan
yaitu :
1.
Orang
itu tidak terima karena diperlakukan dengan semena-mena
2.
Dendam
3.
Karena
hasutan teman
Keadilan yang
terjalin di Negara ini sangat memprihatinkan, hal ini dikarenakan turunnya
derajat keadilan yang dibuat atau dilakukan oleh manusia itu sendiri serta
tidak mampu menjaga keadilan yang ada dalam dirinya sendiri, hal tersebut pasti
karena iming-imingnya adalah uang. Hal tersebut mencerminkan bahwa hukum
sekarang ini dapat dibeli bagi orang kalangan atas, lantas bagaimana dengan
kalangan bawah? Salah satu contoh kasus di atas yaitu para koruptor yang
ditangkap dan di tahan dengan masa tahanan yang amat singkat dibandingkan
dengan orang yang maling ayam.
CONTOH KASUS :
Contoh Kasus
Ketidak adilan
Supremasi hukum di Indonesia masih
harus direformasi untuk menciptakan kepercayaan masyarakat dan dunia
internasional terhadap sistem hukum Indonesia. Masih banyak kasus-kasus
ketidakadilan hukum yang terjadi di negara kita. Keadilan harus diposisikan
secara netral, artinya setiap orang memiliki kedudukan dan perlakuan hukum yang
sama tanpa kecuali.
Keadaan yang sebaliknya terjadi di
Indonesia. Bagi masyarakat kalangan bawah perlakuan ketidakadilan sudah biasa
terjadi. Namun bagi masyarakat kalangan atas atau pejabat yang punya kekuasaan
sulit rasanya menjerat mereka dengan tuntutan hukum. Ine jelas merupakan sebuah
ketidak adilan.
Kasus Nenek Minah asal Banyumas yang
divonis 1,5 bulan kurungan adalah salah satu contoh ketidak adilan hukum di
Indonesia. Kasus ini berawal dari pencurian 3 buah kakao oleh Nenek Minah. Kami
setuju apapun yang namanya tindakan mencuri adalah kesalahan. Namun demikian
jangan lupa hukum juga mempunyai prinsip kemanusiaan. Masak nenek-nenek seperti
itu yang buta huruf dihukum hanya karena ketidaktahuan dan keawaman Nenek Minah
tentang hukum.
Menitikkan air mata ketika kami
menyaksikan Nenek Minah duduk di depan pengadilan dengan wajah tuanya yang
sudah keriput dan tatapan kosongnya. Untuk datang ke sidang kasusnya ini Nenek
Minah harus meminjam uang Rp.30.000,- untuk biaya transportasi dari rumah ke
pengadilan yang memang jaraknya cukup jauh. Seorang Nenek Minah saja bisa
menghadiri persidangannya walaupun harus meminjam uang untuk biaya
transportasi. Seorang pejabat yang terkena kasus hukum mungkin banyak yang
mangkir dari panggilan pengadilan dengan alasan sakit yang kadang dibuat-buat.
Tidak malukah dia dengan Nenek Minah? Pantaskah Nenek Minah dihukum hanya
karena mencuri 3 buah kakao yang harganya mungkin tidak lebih dari Rp.10.000,-?
Dimana prinsip kemanusiaan itu? Adilkah ini bagi Nenek Minah?.
Bagaimana dengan koruptor kelas
kakap?. Inilah sebenarnya yang menjadi ketidakadilan hukum yang terjadi di
Indonesia. Begitu sulitnya menjerat mereka dengan tuntutan hukum. Apakah karena
mereka punya kekuasaan, punya kekuatan, dan punya banyak uang ? Sehingga bisa
mengalahkan hukum dan hukum tidak berlaku bagi mereka para koruptor. Kami
sangat prihatin dengan keadaan ini.
Sangat mudah menjerat hukum terhadap
Nenek Minah, gampang sekali menghukum seorang yang hanya mencuri satu buah
semangka, begitu mudahnya menjebloskan ke penjara suami-istri yang kedapatan
mencuri pisang karena keadaan kemiskinan. Namun demikian sangat sulit dan
sangat berbelit-belit begitu akan menjerat para koruptor dan pejabat yang
tersandung masalah hukum di negeri ini. Ini sangat diskriminatif dan memalukan
sistem hukum dan keadilan di Indonesia. Apa bedanya seorang koruptor dengan
mereka-mereka itu?
Saya tidak membenarkan tindakan
pencurian oleh Nenek Minah dan mereka-mereka yang mempunyai kasus seperti Nenek
Minah. Saya juga tidak membela perbuatan yang dilakukan oleh Nenek Minah dan
mereka-mereka itu. Tetapi dimana keadilan hukum itu? Dimana prinsip kemanusian
itu?. Seharusnya para penegak hukum mempunyai prinsip kemanusiaan dan bukan
hanya menjalankan hukum secara positifistik.
Inilah dinamika hukum di Indonesia,
yang menang adalah yang mempunyai kekuasaan, yang mempunyai uang banyak, dan
yang mempunyai kekuatan. Mereka pasti aman dari gangguan hukum walaupun aturan
negara dilanggar. Orang biasa seperti Nenek Minah dan teman-temannya itu, yang
hanya melakukan tindakan pencurian kecil langsung ditangkap dan dijebloskan ke
penjara. Sedangkan seorang pejabat negara yang melakukan korupsi uang negara
milyaran rupiah dapat berkeliaran dengan bebasnya.
Oleh karena itu perlu adanya
reformasi hukum yang dilakukan secara komprehensif mulai dari tingkat pusat
sampai pada tingkat pemerintahan paling bawah dengan melakukan pembaruan dalam
sikap, cara berpikir, dan berbagai aspek perilaku masyarakat hukum kita ke arah
kondisi yang sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman dan tidak melupakan
aspek kemanusiaan.
Bandingkan dengan gambar diatas, adalah
Artalyta Suryani
alias Ayin, seorang pengusaha Indonesia yang dikenal karena keterlibatannya dalam kasus penyuapan
jaksa
kasus Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI). Artalyta dinyatakan
bersalah oleh Pengadilan Tindak Pidana Korupsi
Jakarta
dan dijatuhi vonis 5 tahun penjara pada tanggal 29 Juli
2008 atas penyuapan
terhadap Ketua Tim Jaksa Penyelidik Kasus BLBI Urip Tri Gunawan senilai
660.000 dolar AS.
Kasus ini mendapat banyak perhatian karena melibatkan pejabat-pejabat dari
kantor Kejaksaan Agung, dan menyebabkan mundur atau
dipecatnya pejabat-pejabat negara. Kasus ini juga melibatkan penyadapan yang dilakukan
oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), dan
hasil penyadapan tersebut diputar di stasiun-stasiun televisi
nasional Indonesia.
Melihat dua kasus di atas orang awam pun masih bisa melihat
ketidak adilan yang terjadi oleh dua wanita di atas, dimana seorang nenek hanya
dengan mencuri tiga buah kakao harus menerima hukuman penjara 1,5 bulan dan
masa percobaan tiga bulan, sedangkan kasus Artalyta yang sudah merugikan negara
hanya di vonis hukuman penjara selama 5 tahun, dan fasilitas yang ada di
tahanannya pun sangat mewah layaknya hotel bintang 5. Jelas disini terlihat
orang miskin yang tidak punya pangkat dan harta harus berjuang untuk
mendapatkan keadilan, sedangkan orang kaya dan berpangkat bisa dengan mudahnya
memanipulasi hukum.
SUMBER
:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar