Selasa, 04 Juni 2013



Aroganisme Pengusaha



"Usaha untung, buruh sejahtera"

Terbongkar sudah kebobrokan usaha kuali di Lampung beberapa minggu lalu. Tidak pernah kita sangka di negara yang maju dan modern ini, suatu perbudakan masih merajalela. Perbudakan tersebut tidak tanggung-tanggung, sekitar 30 orang disekap dan diperlakukan layaknya binatang disebuah rumah mewah, ini hal yang sangat ironis. Bagaimana kita sebagai masyarakat menyikapi hal tersebut ? Tentu saja sebagai masyarakat yang beradab kita jangan menyikapi dengan emosi, melainkan harus kita sikapi dengan kepala dingin. Menjebloskan para tersangka sesuai dengan undang-undang merupakan hal yang tidak dapat dihindari, namun tentu saja meningkatkan kesadaran para pengusaha yang lain yang belum terdeteksi kejahatannya juga harus dilakukan. Pengusaha-perusahaan didaerah-daerah terpencil dapat dikumpulkan dan diberi penyuluhan mengenai kesejahteraan pekerja yang harus diperhatikan oleh para pengusaha, penyuluhan tersebut tentu saja tidak dilakukan satu arah dengan maksud menggurui, namun juga dua arah. Penyuluhan tersebut meliputi hal-hal mendasar menurut undang-undang, lalu menurut etika dalam berusaha, lalu menurut kemanusiaan yang jarang terjamah atau bahkan diabaikan oleh pengusaha dan berikutnya diskusi untuk mencari solusi jika pengusaha mengalami hambatan dalam menerapkan hal-hal tersebut. Elemen-elemen yang disebutkan tersebut tentu dapat berkembang sesuai dengan kebutuhan di daerah masing-masing, contohnya di daerah bali, apakah ada kebutuhan religi yang perlu dipenuhi bagi masyarakat hindu selama menjalankan proses kerja tersebut. Pengusaha yang tidak mengemban pendidikan tinggi di indonesia sangat banyak, sehingga sulit untuk menuntut profesionalitas dalam menjalankan usaha, namun hal ini jangan dijadikan batu sandung untuk mewujudkan usaha yang profesional, sudah waktunya pemerintah berperan aktif demi kemajuan pengusaha di indonesia sehingga pengusaha untung buruhpun sejahtera.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar