PENALARAN DALAM PROSES BERBAHASA
1.
Pengertian Penalaran
Penalaran adalah
proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan
pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang
diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang
sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.
2. Metode penalaran
a. Pengertian Penalaran Deduktif
Penalaran
Deduktif Sebagai suatu istilah dalam penalaran, deduktif / deduksi adalah
merupakan suatu proses berpikir (penalaran) yang bertolak dari sesuatu
proposisi yang sudah ada, menuju kepada suatu proposisi baru yang berbentuk
suatu kesimpulan. Dari pengalaman-pengalaman hidup kita, kita sudah membentuk
bermacam-macam proposisi, baik yang bersifat umum maupun bersifat khusus.
Proposisi baru itu tidak lain dari kesimpulan kita mengenai suatu fenomena yang
telah kita identifikasi dengan mempertalikannya dengan proposisi yang umum.
Dalam penalaran deduktif, penulis tidak perlu mengumpulkan fakta-fakta. Yang
perlu baginya adalah suatu proposisi umum dan suatu proposisi yang
mengidentifikasi suatu peristiwa khusus yang bertalian dengan suatu proposisi
umum tadi. Bila identifikasi yang dilakukannya itu benar, dan kalau
proposisinya itu juga benar, maka dapat diharapkan suatu kesimpulan yang benar.
Uraian mengenai proses berpikir deduktif ialah seperti silogisme kategorial, entimem, rantai deduksi, silogisme alternatif, silogisme hipotesis dan sebagainya.
Contoh: Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status sosial.
Uraian mengenai proses berpikir deduktif ialah seperti silogisme kategorial, entimem, rantai deduksi, silogisme alternatif, silogisme hipotesis dan sebagainya.
Contoh: Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status sosial.
Macam-macam penalaran deduktif diantaranya :
·
Silogisme
Silogisme
adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun
dari dua proposi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan). Dengan fakta
lain bahwa silogisme adalah rangkaian 3 buah pendapat, yang terdiri dari 2 pendapat
dan 1 kesimpulan.
·
Entimen
Entimen
adalah penalaran deduksi secara langsung. Dan dapat dikatakan pula silogisme
premisnya dihilangkan atau tidak diucapkan karena sudah sama-sama diketahui.
b. Penalaran Induktif
Penalaran
Induktif Induksi / induktif adalah suatu proses berpikir yang bertolak dari
sejumlah fenomena individual untuk menurunkan suatu kesimpulan (inferensi).
Proses penalaran ini mulai bergerak dari penelitian dan evaluasi atas
fenomena-fenomena yang ada. Karena semua fenomena harus diteliti dan dievaluasi
terlebih dahulu sebelum melangkah lebih jauh ke penalaran induktif, maka proses
penalaran itu juga disebut sebagai corak berpikir yang ilmiah. Namun induksi
sendiri tak akan banyak manfaatnya kalau tidak diikuti oleh proses penalaran
deduktif. Pengertian fenomena-fenomena individual sebagai landasan penalaran
induktif harus diartikan pertama-tama sebagai data-data maupun sebagai
pernyataan-pernyataan, yang tentunyabersifatfaktualpula.
Proses penalaran induktif dapat dibedakan lagi atas bermacam-macam variasi seperti generalisasi, hipotese dan teori, analogi induktif, kausal dan sebagainya.
Macam-macam Penalaran Induktif :
Proses penalaran induktif dapat dibedakan lagi atas bermacam-macam variasi seperti generalisasi, hipotese dan teori, analogi induktif, kausal dan sebagainya.
Macam-macam Penalaran Induktif :
·
Generalisasi
Generalisasi
adalah pernyataan yang berlaku umum untuk semua atau sebagian besar gejala yang
diminati generalisasi mencakup ciri – ciri esensial, bukan rincian. Dalam
pengembangan karangan, generalisasi dibuktikan dengan fakta, contoh, data
statistik, dan lain-lain.
·
Analogi
Analogi adalah membandingkan dua hal yang banyak persamaanya. Kesimpulan yang diambil dengan jalan analogi, yakni kesimpulan dari pendapat khusus dari beberapa pendapat khusus yang lain, dengan cara membandingkan situasi yang satu dengan yang sebelumnya.
Analogi adalah membandingkan dua hal yang banyak persamaanya. Kesimpulan yang diambil dengan jalan analogi, yakni kesimpulan dari pendapat khusus dari beberapa pendapat khusus yang lain, dengan cara membandingkan situasi yang satu dengan yang sebelumnya.
Dari berbagai penjelasan diatas, dapat
disimpulkan bahwa penalaran dalam prosesnya ada 2 macam yaitu penalaran Deduktif
dan penalaran Induktif. Penalaran Deduktif adalah metode berpikir yang
menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam
bagian-bagiannya yang khusus. Penalaran Induktif adalah metode yang digunakan
dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum.
3. Konsep dan symbol penalaran
Penalaran
juga merupakan aktivitas pikiran yang abstrak, untuk
mewujudkannya diperlukan simbol. Simbol
atau lambang yang digunakan dalam penalaran berbentuk bahasa, sehingga wujud penalaran akan akan berupa argumen.
Kesimpulannya
adalah pernyataan atau konsep adalah abstrak dengan simbol berupa kata, sedangkan untuk proposisi simbol yang
digunakan adalah kalimat (kalimat
berita) dan penalaran menggunakan simbol berupa argumen. Argumenlah yang dapat
menentukan kebenaran konklusi dari premis.
Berdasarkan
paparan di atas jelas bahwa tiga bentuk pemikiran manusia adalah aktivitas berpikir yang
saling berkait. Tidak ada ada proposisi tanpa pengertian dan tidak akan ada
penalaran tanpa proposisi. Bersama – sama dengan terbentuknya pengertian
perluasannya akan terbentuk pula proposisi dan dari proposisi akan digunakan
sebagai premis bagi penalaran. Atau dapat juga dikatakan untuk menalar
dibutuhkan proposisi sedangkan proposisi merupakan hasil dari rangkaian
pengertian.
4. Syarat-syarat kebenaran dalam penalaran
Jika seseorang melakukan penalaran, maksudnya tentu adalah untuk
menemukan kebenaran. Kebenaran dapat dicapai jika syarat
– syarat dalam menalar dapat dipenuhi :
·
Suatu penalaran bertolak dari pengetahuan yang
sudah dimiliki seseorang akan sesuatu yang memang benar atau sesuatu yang
memang salah.
·
Dalam penalaran, pengetahuan yang dijadikan
dasar konklusi adalah premis. Jadi semua premis harus benar. Benar di sini
harus meliputi sesuatu yang benar secara formal maupun material. Formal
berarti penalaran memiliki bentuk yang tepat, diturunkan dari aturan – aturan
berpikir yang tepat sedangkan material berarti isi atau bahan yang dijadikan
sebagai premis tepat.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar